Objek yang di duga cagar budaya ini, yaitu makam Tengku Abdul Hamid. Terletak di Dusun Simpang Empat, Desa Pangkalan Buton Kecamatan Sukadana. Panembahan Tengku Abdul Hamid alias Pangeran Bendahara, merupakan raja ke-5 era Sukadana baru atau Brussel. Beliau memerintah dari tahun 1910 – 1939.
Beliau keturunan Tengku Akil, yang merupakan pendiri kerajaan Sukadana baru. Disebut Sukadana baru, sebab sebelunya merupakan trah dari kerajaan Tanjung Pura era Sukadana tua, sebelum berpindah ke Matan. Nasabnya, Tengku Abdul Hamid bin Tengku Putra bin Tengku Besar Anom bin Tengku Akil bin Tengku Musa.
Panembahan Tengku Abdul Hamid, meninggal pada tahun 1939, dengan meninggalkan 4 istri dan 12 orang keturunan. Tampuk kepemimpinan di lanjutkan oleh salah seorang anaknya yakni Tengku Moehammad.
Makam Tengku Abdul Hamid ini menduduki tanah lebar 16,60 meter dan panjang sisi kanan 15,60 meter dan sisi kiri 17,60 meter. Kondisi makam ada cungkup, dengan panjang 8,34 meter dan lebar 4,60 meter. Bahan cungkup menggunakan kayu belian, kayu kelas 1, dan kombinasi semen. Atapnya sirap. Nisan terbuat dari kayu belian.
Di sebelah makam Tengku Abdil Hamid, terdapat makam Tengku Moehammad, yaitu raja terakhir setelahnya. Selain, terdapat makam-makam lain yang merupakan kerabatnya.
Tertanda
TIM AHLI CAGAR BUDAYA
Kabupaten Kayong Utara.
0 komentar:
Posting Komentar