Titik Awal Persebaran Raja Raja di KALBAR

Situs yang berada di atas Gunung Lalang saat ini, terdapat beberapa makam. Salah satunya Panembahan Dibarokh (Sultan Musthafa Izzudien). Beliau meninggal tahun 1590 M.

Silsilah Raja raja Tanjungpura, Matan dan Simpang

Daftar Raja Raja Tanjungpura - Sukadana – Matan – Indralaya - Simpang Matan – Matan Kayong – Mulia Kerta (Matan Tanjung Pura) dan Sukadana New Brussel.

Nisan dan Bata Merah Yang Punya Kekuatan Magis !

Suatu saat salah seorang sahabat dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) sedang belanja membeli sesuatu disalah satu toko Sukadana. Saat itu tidak sengaja mendengar pembicaraan serius dari beberapa orang dipojok toko, sambil menonton video diyutube, tentang salah satu makam dengan susunan bata merah yang sudah tidak utuh lagi..

Siapkah Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Kayong Utara ?

Menjadi Tim Cagar Budaya adalah salah satu cita cita dan tugas mulia bagi kami. Sebelumnya kami lahir dari berbagai latar belakang, namun memiliki kesenangan yang sama yakni bidang sejarah dan budaya. Dari kesamaan itu kami banyak melakukan kegiatan yang berhubungan dengan sejarah dan budaya dan sebagain terekam dari berbagai karya yang juga ada di blog kerjaansimpang, akun yutube Kayong Tv, mitra swasta maupun pemerintah.

Asal Usul Suku Melayu Kayong

Kabupaten ketapang dan kayong utara memiliki jejak peradaban yang tertua di kalimantan barat yakni Kerajaan Tanjungpura dan beberapa kali mengalami perpindahan ibu kota dari mulai Negeri Baru Ketapang , Sukadana ,Matan, Indralaya, Tanah Merah, Simpang dan Muliakerta..

Makam Tengku Abdul Jali Penguasa Karimata Abad 19

 


Makam Tengku Abdul jalil berjarak ± 500 m dari rumahnya dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau menggunakan roda dua kearah Kantor Desa Padan. Makam Tengku Abdul Jalil masih berada dala wilayah administrasi yang sama, secara astronomis terletak pada 49 UTM 9819163 E 272173 N dan berada pada ketinggian 8 m dpl. Kondisi lingkungan Makam Tengku Abdul Jalil berupa jalan beton yang melewati kantor Desa Padang Kepulauan Karimata, untuk menuju makam yang didominasi oleh tanaman paku, rumput alang-alang (imperata cylindria), rumput teki (cyoerus rotundus), rumput gajah (pennisetum purpureun) dan tamanan pandan pasir/ pandan laut (Pandanus odorifer) serta dijumpai tanaman merambat berupa daun sirih (piper betle) saat akan memasuki area Makam Tengku Abdul Jalil.

Potensi ancaman Makam Tengku Abdul Jalil adalah makam terbuat dari yang terbuat dari kayu, akan lapuk apabila terkena perubahan suhu, potensi dimakan oleh rayap, dan taman rambat disekitar makam dapat merusak makam tersebut, dan tamanan berupa rumput liar, dapat merusak makam dikarenakan adanya rumput liar yang tumbuh disekitar makam, yang menyebabkan makam yang terbuat dari kayu akan cepat lapuk apabila tidak dirawat seacara rutin.

Makam ini berada diareal kuburan keluarga, beberapa kuburan dengan nisan-nisan lama yang terbuat dari batu ataupun kayu nampak disekitar makam. Menurut informasi dari masyarakat makam ini dulunya menggunakan jirat yang terbuat dari batu, namun pada tahun 2014 oleh Dinas kebudayaan, pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Kini bernama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) dilakukan penataan lingkungan dan mengganti nisan dengan bahan kayu termasuk melakukan pelindungan dengan membuat atap pelindung dan tanah disekitar nisan ditata dan diratakan menggunakan bahan keramik. Hingga kini, makam tersebut masih sering dikunjungi oleh masyarakat sekitar ataupun orang yang berasal dari luar pulau.

Share:

Rumah Kuno bergaya Klasik di Pulau Karimata


 Rumah kuno ini menurut keterangan dari tengku sambo adalah rumah yang dulunya dihuni oleh Batin Galang. Rumah ini merupakan rumah salah satu orang laut yang berasal dari Riau, ia ditugaskan oleh Belanda (VOC) untuk menjaga jalur perdangangan di Selat Karimata. Rumah ini

bertipe rumah panggung berukuran panjang 20,15 m dan lebar 6,15 m, dan tinggi 5 m. Atap rumah berbentuk limas segi empat dan berbahan seng, pembagian ruang pada bangunan terdiri atas teras ruang tamu, kamar tidur, ruang tengah, dapur, selasar belakang, dan dibagian atas dari
ruang tamu terdapat gudang.

Kondisi lingkungan Rumah Kuno Dusun Padang yang mempunyai lingkungan pantai, berbatasan langsung dengan fasilitas kesehatan (Pukesmas Desa Padang) dan berbatasan dengan jalan utama Dusun Padang, disekitar rumah kuno mempunyai beberapa jenis flora, seperti pohon kelapa (cocos nucifera), pohon ketapang (terminalia catappa) dan tanaman puring (condiaem variegatum). Rumah Kuno Dusun Padang mempunyai potensi ancaman yaitu pada fisik rumah yang terbuat dari kayu, pengaruh umur kayu yang sudah tua mempunyai potensi termakan oleh rayap dan lengat apabila tidak di beri obat anti rayap.

Share:

Meriam di Pulau Karimata

  


Meriam merupakan salah satu peralatan perang yang umum digunakan pada sekitar abad 14 -18 Masehi. Bangsa Eropa merupakan yang pertama kali menggunakan meriam untuk persenjataan baik digunakan untuk pertahanan atau digunakan ketika melakukan ekspansi wilayah tertentu. Secara umum meriam terdiri dari tiga bagian terpisah yaitu laras (meriam/canon), roda, dan tameng, sedangkan meriamnya sendiri memiliki bagian-bagian yakni tangkai dudukan, lubang laras, dan lubang sumbu.

Tangkai dudukan difungsikan sebagai penahan agar tidak bergeser ketika dipasang pada kereta pengangkutnya. Lubang laras merupakan tempat untuk megisi mesiu (bahan peledak) serta tempat peluru berupa bulatan besi. Lubang sumbu merupakan lubang yang terletak di bagian pangkal sisi atas meriam untuk menyulut/menyalakan bubuk mesiu agar meledak sehingga dapat melontarkan peluru berupa buatan besi yang dipasang dibagian lubang ujung laras (kaliber). Bahan baku meriam sebagian besar dibuat dari besi-baja tetapi ada juga meriam yang dibuat dari perunggu. Teknik pembuatan yang digunakan biasanya menggunakan teknik lilin hilang (loss wax/a cireperdue) sehingga tidak perlu adanya penyambungan dan secara teknis diperoleh kekukatan yang baik. Ketebalan dinding meriam umumnya tidak sama antara bagian pangkal dan mulutnya(caliber), sehingga bagian pangkal diameternya lebih besar dibandingan mulut/ujung laras tetapi lubang caliber tetap memiliki ukuran yang sama mulai dari pangkal hingga ujung laras meriam (Danang Wahyu Utomo 2010; 81-82).

 

Kondisi Lingkungan Meriam Belanda berada di depan rumah kuno Tengku Abdul Jalil dan berbatasan langsung dengan jalan utama Desa Padang, disekitar meriam ditumbuhi oleu rumput teki (cyoerus rotundus), dan rumput gajah (pennisetum purpureun). Potensi acaman kerusakan pada meriam belanda di Desa Padang yaitu, dapat mengalami korosi yang menyebabkan kerusakan pada meriam, apa bila tidak diberi cungkup atau penutup sebagai pelindung untuk meriam.

 

Meriam Belanda juga ditemukan di Dusun Padang Lestari, Desa Padang atau tepatnya berada di halaman Rumah Tengku Abdul Jalil (salah satu tokoh masyarakat Desa Padang) berjarak ±200 m dari temuan fragmen keramik Secara Astronomis terletak 49 UTM 9818766 E 272255 N dan berada pada ketinggian 9 m dpl. Meriam Belanda berjumlah 4 (empat) buah dan terdapat lambang VOC pada bagian atas meriam, berikut penjabaran:

 

Meriam 1 mempunyai ukuran panjang laras 139 cm,diameter pangkal 20 cm, dan diameter laras
14 cm. diameter lubang penyulut 1 cm. pada bagian pangkal atas (dekat lubang penyulut terdapat
lambang VOC dengan huruf A dan pada bagian diameter pangkal terdapat angka 440 S.

 

Meriam 2 mempunyai ukuran panjang laras 214 cm, diameter pangkal 31 cm, diameter laras 20 cm, diameter lubang penyulut 1 cm. tidak terdapat lambang VOC.

 

Meriam 3 mempunyai ukuran panjang laras 143 cm, diameter pangkal 20 cm, diameter laras 19 cm, dan diameter lubang penyulut 1 cm, tidak terdapat lambang VOC.

 

Meriam 4 mempunyai ukuran panjang laras 139 cm, diameter pangkal 20 cm, dan diameter laras 14 cm. diameter lubang penyulut 1 cm. pada bagian pangkal atas dekat lubang penyulut terdapat lambang VOC dengan huruf E pada bagian atasnya.

 

 

 

 

Share:

Situs Prasasti Pasir Cina di Pulau Karimata Abad 13

  


Lokasi situs berada di sisi timur Pulau Serutu, secara administrasi berada di Dusun Serutu, Desa Betok, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara dan secara astronomis terletak pada 49 UTM 9810326 E 252616 N dan berada pada ketinggian 16 meter dpl. Untuk menuju situs dapat ditempuh transportasi laut dengan waktu tempuh 35 menit dari Desa Betok Jaya.

Kondisi lingkungan Prasasti Pasir Cina berada berada di lingkungan pantai. Situs Pasir Cina mempunyai bentuk lahan yang yang ditumbuhi oleh rumput alang-alang (imperata cylindria), Rumput Gajah (pennisetum purpureun),dan Rumput teki (cyoerus rotundus) yang menutupi situs dan menutupi jalan menuju situs prasasti Pasir Cina. Lingkungan situs terdapat tumbuhan berupa jambu mete (anacardium occidentale), ketapang (terminalia catappa), dam kelapa (cocos nucifera). Disekitar situs Prasasti Pasir Cina terdapat sumber air yang mengalir dari bawah tanah, dikarenakan batupasir mempunyai porositas yang baik untuk mengalirkan air tanah (Djauhari Noor; Geomorfologi), dan air tanah tersebut keluar sebagai air terjun yang berada 200 m disekitar situs Prasasti Pasir Cina.

Jenis batuan yang berada di Prasasti Pasir Cina adalah jenis batuan Sedimen dengan jenis batupasir dengan warna putih ke abu-abuan sampai warna hijau kehitaman (akibat lumut), dengan ukuran butir pasir sedang /medium sand (Wenworth, Journal of Geology, Vol XXX : 377-392; 1922), untuk lingkungan pantai di sisi barat pantai terdapat bongkah-bongkah batupasir. Kondisi lingkungan di sekitar situs Prasasti Pasir Cina juga mempengaruhi jenis fauna di sekitar situs, fauna yang berada di sekitar situs antara lain babi hutan (sus scrofa), monyet (hominoidea), ular piton (pyhonidae), ular sanca hijau (Morelia viridis), ayam jago (Gallus gallus domesticus) dan menjadi habitat burung elang (aquila).

Situs Prasasti Pasir Cina mempunyai potensi ancaman yaitu Penggaraman yang terjadi di batuan prasasti pasir cina, yang mengakibatkan batupasir lapuk, kulit batuan dapat mengelupas, dan dapat merusak tulisan prasasti. Pelapukan juga bisa terjadi oleh hirolisis air, dikarenkan posisi prasasti sebagai tempat air tanah mengalir, dalam jangka waktu panjang dapat memecah fisik batuan itu sendiri, reaksi H2O mengalami hidrolisis menjadi kation H+ yang bersifat asam dan anion yang bersifat basa (Fatma Desy, 2016 https://ilmugeografi.com/ilmubumi/meteorologi/pelapukan-batuan, 26 juni 2019).

Situs ini pertama kali diteliti oleh Balar Kal-Sel pada tahun 2010 dalam kegiatan Eksplorasi Arkeologi di Kepulauan Maya – Karimata. Prasasti Pasir Cina merupakan prasasti dengan tulisan cina yang dipahat pada bongkahan batupasir, dekat aliran sungai kecil dan tidak jauh dari pemukiman penduduk atau berjarak 76 m dari tepi pantai. Pahatan huruf cina ditemukan pada 2 (dua) bongkohan batupasir, berikut penjelasan masing-masing:

1) Prasasti Pasir Cina 1

Prasasti Pasir Cina pertama berada dibagian atas dan dipahat pada bongkahan batu pasir, berukuran panjang 2, 6 m, lebar 1,7 m, dan tinggi 1,1 m, pada sisi bagian depan terdapat ditulis cina “Qing” yang artinya bersih atau pada sisi tenggara tulisan “Qing” terdapat pahatan berbentuk kotak persegi berukuran 25 cm x 25 cm dan memberikan garis vertical dan horizontal pada sisi tengah bidang, sekilas tampak bidang ini menyerupai diagram arah mata angin yang terdiri delapan arah mata angin. Namun demikian, arah mata angin antara bidang persegi tersebut dengan arah mata angin pada kompas tidak sama.

2) Prasasti Pasir Cina 2

Prasasti Pasir Cina 2 berada tidak jauh dari Prasasti Pasir Cina yang pertama berjarak 1 m, namun Pasir Kapal 2 berada dibawah, Prasasti Pasir Cina 2 dipahat pada batu pasir dengan ukuran panjang 2,7 m, lebar 1, 2 m, dan tinggI 1 m. Dari hasil penelitian Balar Kalsel, tulisan cina yang dipahat mempunyai arti “Quan Shi” artinya air mancur (Hindarto, 2010:31)

Share:

Menhir di Gunung Keramat Pulau Karimata

  


Menhir Gunung Keramat berada dalam wilayah administrasi yang sama dengan temuan lepas Dusun Kelumpang. Aksesibilitas menuju lokasi hanya dapat ditempuh dengan berjalan kaki ke arah Gunung Keramat yang berjarak 1,8 km – 2 km dari Dusun Kelumpang dengan waktu tempuh 2 jam. Secara astronomis terletak pada UTM 49 9816551 E 259529 N dan berada pada ketinggian 312 m dpl.

Kondisi lingkungan di sekitar menhir berupa bongkah-bongkah intrusi batuan beku yang berada di sekitar situs menhir. Batu tegak (menhir) terbuat dari bahan batu granit yang berwarna gelap, flora di sekitar temuan batu tegak (menhir) yaitu rumput teki (cyoerus rotundus), rumput gajah (Pennisetum Purpureum), rumput grinting (Cynodon) dan tamanan paku (Nephrolepis Biserreta), di sekitaran lokasi menhir merupakan habitat babi hutan (sus scrofa), monyet (hominoidea), dan burung elang (aquila).


Kondisi lingkungan pada menhir di Gunung Keramat juga mempunyai potensi acaman yaitu pelapukan yang diakibatkan oleh perubahan suhu siang dan malam, dan faktor topografi, karena lokasi menhir berada di bukit yang curam maka batuan akan sangat mudah terkikis atau terlapukkan karena akan langsung bersetuhan dengan cuaca di sekitar batuan tersebut.

Menhir Gunung Keramat berjumlah 3 (tiga) buah dengan posisi berdiri, dan disekitar menhir dikelilingi batu-batu kecil (kemungkinan difungsikan sebagai penyangga menhir), jika ketiga menhir dihubungkan dengan garis lurus akan membentuk segitiga trapezium.

Ukuran Menhir Gunung Keramat berbeda-beda dengan jarak antara menhir berbeda-beda. Berikut penjabaran masing-masing tugu:

Menhir Gunung Keramat 1

Menhir Gunung Keramat 1 terbuat dari batu pasir berbentuk pipi, tidak ditemukan bekas pengerjaan pada bidang/sisinya, mempunyai tinggi 59 cm, lebar 20 cm, tebal 19 cm, jarak antar menhir 1 ke menhir 2 berjarak 22,4 m.

 

Menhir Gunung Keramat 2

Menhir Gunung Keramat 2 terbuat dari batu pasir berbentuk pipi, tidak ditemukan bekas pengerjaan pada bidang/sisinya, mempunyai tinggi 91 cm, lebar 40 cm, tebal 13 cm, jarak antar menhir 2 ke menhir 3 berjarak 19,3 m

 

Menhir Gunung Keramat 3

Menhir Gunung Keramat 3 terbuat dari batu pasir berbentuk pipih,tidak ditemukan bekas pengerjaan pada bidang/sisinya, mempunyai tinggi 108 cm, lebar 37 cm, tebal 66 cm, jarak antar menhir 3 ke menhir 1 berjarak 11,8 m.

 (BPCB Kaltim)

Share:

Situs Prasasti Pasir Kapal di Karimata Abad ke 13

  


Situs Prasasti Pasir Kapal berada di sisi barat Pulau Serutu, secara administrasi berada di Dusun Serutu, Desa Betok Jaya, Kecamatan Kepulauan Karimata, Kabupaten Kayong Utara dan secara astronomis terletak pada 49 UTM 9809179 E 245546 N dan berada pada ketinggian 13 meter dpl. Situs Prasasti Pasir Kapal berada tidak jauh dari Prasasti Pasir Cina berjarak 7,1 km. Untuk menuju situs dapat ditempuh melalui transportasi laut menyusuri pesisir selatan Pulau Serutu dengan waktu tempuh 30 menit dari situs Prasasti Pasir Cina, kemudian berjalan kaki sekitar 10 menit menyusuri tepi pantai.


Kondisi lingkungan Prasasti Pasir Kapal berada di timur pulau serutu. Situs Pasir Kapal mempunyai lingkungan berupa pohon ketapang (terminalia catappa), pohon kelapa (cocos nucifera) dan rumput liar seperti rumput alang-alang (imperata cylindria) , rumput gajah (pennisetum purpureun) dan rumput teki(cyoerus rotundus). Kondisi lingkungan juga mempengaruhi jenis fauna yang berada di pulau serutu khusus nya di sekitar situs Pasir Kapal, jenis fauna yang berada di sekitaran situs antara lain monyet (hominoidea), babi hutan (sus scrofa), ular piton (pyhonidae), ular sanca hijau (Morelia viridis) dan habitat burung elang (aquila). Landscape situs berupa pantai yang mempunyai ukuran butir pasir sedang / medium sand (Wenworth, Journal of Geology, Vol XXX : 377-392 ; 1922) serta memiliki bongkah-bongkah batupasir yang tersebar di sekitaran situs, di belakang prasasti terdapat tebing yang sewaktu-waktu mengakibatkan longsoran karena ada beberapa bongkah batupasir yang lapuk. Jenis batuan pada prasasti Pasir Kapal berupa Batuan Sedimen dengan jenis Batupasir dengan warna putih ke abu-abuan hingga berwarna gelap (akibat penggaraman dan lumut), ukuran butir pasir Sedang / Medium Sand (Wenworth, Journal of Geology, Vol XXX : 377- 392 ; 1922).

Situs Prasasti Pasir Kapal mempunyai potensi ancaman yaitu runtuhan batu-batu pada tebing yang tepat dibelakang prasasti apabila longsor, dapat menghancurkan fisik / tubuh prasasti, dan pelapukan secara hirolisis yaitu proses pelapukan kimia yang terjadi akibat adanya reaksi material batuan dengan air melalui pelepasan hidrogen yaitu Air (H2O) atau mengalami hidrolisis menjadi kation H+ yang memiliki sifat asam dan anion OHyang bersifat basa. Kedua ion tersebut kemudian akan bereaksi masingmasing pada batuan sehingga akan terjadi proses pemecahan batuan.

 Prasasti Pasir Kapal merupakan prasasti yang ditulis pada bongkahan batu pasir menggunakan huruf cina (Dinasti Yuan). Menurut informasi masyarakat, Prasasti Pasir Kapal pada awalnya berada diatas dekat lereng bukit (berjarak ± 10 m dari posisi sekarang) tetapi masyarakat kemudian melakukan penggalian/pencarian harta karun disekitar batu, hal ini mengakibatkan kerusakan sehingga sebagian dari batu tersebut jatuh ke bawah. Prasasti Pasir Kapal pertama kali ditemukan pada tahun 2010 oleh Balar Kalimantan Selatan dalam penelitian eksplorasi Kepulauan MayaKarimata. Berikut hasil terjemahan Prasasti Pasir Kapal:

 

1. Da Yuan Guo`Shin Jun …. (tidak terbaca) Arti: Da Yuan= great Yuan (Nama Kerajaan) Guo=Negara, Shin Jun= Caraka,…..= tidak terbaca. Kemungkinan besar nama Caraka, Awalnya terbaca “wan”, kemudian meragukan

2. Di tengah mungkin ada tiga kolom yang hilang (tidak terbaca), kemungkinan besar inti cerita

3. Zhou Wu Bai Zhi Zhi Yuan San Shi Nian Zheng Yue

Arti:Zhou=kapal (kecil), Wu Bai Zhi=500, Zhi Yuan= Kalender Yuan, San Shi=30 Nian=Tahun , Zheng=Januari,Yue=Bulan

4. Shi Ba Ri Bo Chi……(tidak terbaca) Arti: Shi Ba =18, Ri= tanggal, Bo = berhenti, Chi = disini …….. = tidak terbaca, kemungkinan nama tempat

5. ? Hua Shi ? Zhi Zhi…… (tidak terbaca) Arti: (tidak terbaca), Hua = Tulisan, Shi = Batu, ? (tidak terbaca), Zhi = Catatan, Zhi = ini,….. = tidak terbaca, kemungkinan nama penulis

6. ………. Zhi Za Guo …….. Arti: …..= tidak terbaca, Zhi = of/this, Za = kecil/Anonim (penamaan pulau tersebut oleh tentara Yuan?), Guo = Negara,….. = tidak terbaca (Hindarto, 2010;32)

(BPCB Kaltim)

 

Share:

Mercusuar Peninggalan Belanda Abad 19 di Karimata

  


Menara Suar Serutu berada di Dusun Kampak, Desa Betok Jaya, Kecamatan Kepulauan Karimata. Secara astronomis terletak pada 49 UTM 9809861 E 243347 dan berada pada ketinggian 161 m dpl. Menara Suar Serutu merupakan Menara Suar peninggalan belanda yang dibangun pada abad ke 18.

 Menara Suar Serutu berada tidak jauh dari Prasasti Pasir Kapal berjarak 2,5 km. aksesibilitas menuju Menara suar dapat ditempuh melalui transporsi laut dari Desa Betok menuju Dusun Kampak dengan waktu tempuh 1 jam, kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki mendaki bukit selama 40 menit.

Selain Menara Suar juga terdapat bangunan lainnya yang terdiri atas 7 (tujuh) bangunan, yakni ruang mesin, ruang komandan, ruang logistik, ruang prajurit (2 bangunan), dan tempat penampungan air (2 bangunan). Pengelolaan dan pengawasan Menara Suar Serutu berada di bawah Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Distrik Navigasi Kelas 1 Tanjung Priok. Menurut Bpk. Baso (kepala Dusun Kampak) renovasi/perbaikan pernah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut pada tahun 1971 dengan mengganti beberapa bagian bangunan seperti, talang air, dan ruang mesin. Sedangkan, Menara suar belum pedmasih digunakan hingga saat ini.


Kondisi lingkungan Menara Suar Pulau Serutu mempunyai lingkungan daerah pantai dimanfaatkan warga untuk membangun pemukiman, tempat berlabuh kapal nelayan dan tempat menjemur dan menyimpan hasil tangkapan oleh nelayan setempat, dan disisi barat terdapat bongkahbongkah batupasir berwarna putih hingga abu-abu kehitaman. Untuk lingkungan yang berada di sekitar kompleks menara suar yaitu, kersen hitam (Muntinga calabura), kelapa (cocos nucifera), jambu mete (anacardium occidentale), ketapang (terminalia catappa) dan beberapa jenis rumput liar yang tumbuh di jalan menuju ke kompleks menara suar seperti : rumput gajah (pennisetum purpureun), rumput alang-alang (imperata cylindria), dan rumput teki (cyoerus rotundus). Disekitar menara suar juga menjadi habitat alami burung elang (Aquila),babi hutan (susscrofa) dan ular sanca hijau (Morelia viridis) yang sering berkeliaran di dalam hutan disekitar pemukiman warga dan kompleks Menara Suar Pulau Serutu. Potensi ancaman Menara Suar Pulau Serutu yaitu penggaraman yang terbawa oleh angin mengakibatkan korosi pada rangka mercusuar, dan beberapa bangunan yang terbuat dari kayu sudah mulai lapuk dikarnekan termakan rayap dan ditumbuhi oleh rumput liar disekitar bangunan.

Menara Suar Serutu mempunyai tinggi 35 m dan berdenah persegi enam dengan lebar sisi masing-masing 3,51 m dan panjang rusuk 7,41 m. Konstruksi bangunan terbuat dari baja terbuka, dan menggunakan karakteristik lampu Q (3)W 105 RG F1.05.Ecl 0,5 (2x) F1.1.0 Ecl 3.0, jarak tampak 36 NM, jenis lampu Simplex Flasing Vega Marine LED Beacori/LB. Mercusuar ini menghadap langsung ke Selat Karimata. Menurut Bpk. Baso (kepala Dusun Kampak) menara suar ini belum pernah dilakukan perbaikan/penggantian dan kondisi bangunan sudah mulai mengalami korosi/karatan dibeberapa bagian terutama tangga dan sambungan antar besi.

Ruang mesin berada tidak jauh dari Menara Suara, mempunyai bentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 10 m, lebar 4,5 m, dan tinggi 1. Pada bagian depan terdapat teras yang memanjang kesamping mengikuti bentuk bangunan dan mempunyai lebar 1,40 m. Ruang ini tidak memiliki jendela tetapi memiliki 2 pintu dengan ukuran lebar pintu 1,30 m -1,80 m dan tinggi 2 m, bangunan ini masih digunakan sebagai ruang mesin. Bangunan tersebut terbuat dari kayu dan menggunakan atap seng.

Ruang komandan berbentuk rumah panggung (umpak rumah terbuat dari beton berukuran tinggi 1 m, dan lebar 20 cm – 40 cm) dan berdenah persegi dengan ukuran panjang 11 m, lebar 9 m, dan tinggi 5 m. Pada bagian depan dan belakang terdapat teras, berukuran 5,40 m x 4 m, jendela berjumlah 3 (tiga) yang berada di depan, samping kiri dan kanan, berukuran tinggi 1,60 m dan lebar 1,20 m. Pintu berjumlah 4 yang berada dibagian depan dan belakang, berukuran tinggi 2 m dan lebar 1,40 m. Bangunan tersebut terbuat dari kayu dan menggunakan atap genteng.

Ruang Logistik berbentuk rumah panggung (umpak rumah terbuat dari beton berukuran tinggi 1 m, dan lebar 20 cm – 40 cm) dan berdenah persegi panjang, dengan ukuran panjang 5 ,90 m, lebar 4,10 m, terdapat 1 pintu berukuran tinggi 2 m, lebar 1,30 m. dan jendela sebanyak 2 buah yang ditempatkan pada masing-masing sisi pintu, berukuran tinggi 1,20 m dan lebar 90 cm.

Ruang Prajurit 1 berbentuk rumah panggung (umpak rumah terbuat dari beton berukuran tinggi 10 cm - 1 m (hal ini disesuaikan dengan kontur permukaan tanah yang tidak rata) dan lebar 20 – 40 cm. Bangunan ini berdenah persegi, secara keseluruhan mempunyai ukuran panjang 10,40 m dan lebar 8,40 m, disekeliling bangunan terdapat teras, berukuran lebar 1 m. Pintu dan jendela masing-masing berjumlah 4 (empat), pintu berukuran tinggi 2 m, dan lebar 1,1 m dan jendela berukuran tinggi 1,50 m dan lebar 1,10 m.

Ruang Prajurit 2 berbentuk rumah panggung (umpak rumah terbuat dari beton berukuran tinggi 10 cm - 1 m, dan lebar 20 cm – 40 cm) dan berdenah persegi panjang, secara keseluruhan mempunyai panjang 10,10 m dan lebar 5,40 m, pada bagian depan bangunan terdapat teras yang memanjang kesamping berukuran lebar 1,80 m. Pintu dan jendela masing-masing berjumlah 4, pintu mempunyai ukuran tinggi 2 m dan lebar 80 cm dan jendela berukuran tinggi 1 m dan lebar 60 cm.

Tempat penampungan air/bak air (1) berada disebelah kanan dari ruang prajurit 2, berbentuk persegi dan berukuran panjang 5 m, lebar 2,5 m, dan tinggi 2 m. Bak air ini masih digunakan hingga saat ini. Tempat penampungan air/bak air (2) berada disebelah kanan dari ruang prajurit 1, berbentuk persegi dan berukuran panjang 8 m, lebar 6 m, dan tinggi 3 m. Bak air ini sudah tidak digunakan lagi dan sudah diganti dengan tandon air yang lebih modern.

Genteng sebagai ciri khas bangunan tropis memiliki keunggulan terhadap pengaruh alam dibandingkan dengan material lainnya. Mutu dan kualitas serta keaslian warna merah sebagai khas genteng, merupakan hasil dari proses pembakaran yang berasal dari oksidasi besi yang ada di kandungan tanah liat. Genteng yang digunakan pada bangunan di Menara Suar Serut berukuran 22 cm x 29 cm, genteng ini berasal dari pabrik STOOM PANNEN Fabriek Van Echt yang didirikan pada tahun 1865 di Belanda tepatnya di Provinsi Limburg. (BPCB Kaltim) 

Share:

Cari Blog Ini

  • ()
  • ()
Tampilkan selengkapnya
Diberdayakan oleh Blogger.

Kontributor

Blogger templates