Menurut riwayat/cerita orang-orang tua, SDN ini di bangun oleh Belanda tahun 1928. Sejak di bangun, bangunan ini memang berfungsi untuk sekolah hingga sekarang. Ini bagian dari kebijakan politik balas budi (politik etis) Belanda ke bangsa Indonesia. SDN 01 ini telah banyak melahirkan orang-rang penting dan ternama, termasuk Oesman Sapta Odang (OSO) dan Drs. Chornelis, S.H., M.H., matan Gubernur Kalbar.
Bahan utama bangunan ini kayu belian dan kayu kelas 1. Mulai dari tongkat, tiang, gelegar dan lantai belian. Sedangkan bangunan bagian atas seperti kasau, reng dan lainnya kayu kelas 1. Dulu atapnya sirap (belian), sekarang atasnya seng metal.
Lebar bangunan utama termasuk teras keliling, yaitu 33,35 meter dan panjang 9,30 meter. Ruang kelas terdiri dari 4 ruang, dengan ukuran bervariasi. Untuk memudahkan mengidentifikasi, setiap ruang kami beri kode ruang A, B, C, D dan E. Lingkaran teras keliling (ruang A) lebar dari sisi tepi ke bangunan utama 1,52 meter keliling. Ruang B ukuran 9,20 m x 6,35 m, ruang C ukuran 7,78 m x 6,35 m, ruang D ukuran 7,78 m x 6,35 m dan ukuran ruang E 7,78 m x 6,35 m. Antara ruang B dan C ada losan atau bisa dibuka. Tampaknya ini sengaja di desain, untuk ruang pertemuan.
Tinggi bangunan 3,31 meter. Sedangkan tinggi tongkat sekarang sisa 1,10 meter. Tinggi tongkat dulu sekitar 1,60 – 2 meter. Menjadi rendah, karena ada penimbunan halaman. Dulu di bawah/kolong sekolah bisa memakir sepeda dan sepeda motor, sekarang tidak bisa lagi. Sisi bangunan lain yang berubah, yaitu plafon. Dulu desain Plafonnya langsung nempel di kasau. Desain ini dirancang agar tidak panas, apa lagi sekeliling ruangan tersedia Ventilasi yang tingginya lebih dari 1 meter, sehingga angin bebas keluar masuk, tak perlu kipas angin. Sekarang plafonnya di desain datar. SDN ini di apit 2 jalan utama, jalan Kota Karang dan jalan Kampung Laut. Jarak dari jalan Kota Karang 11,40 meter. Jarak dari jalan Kampung Laut 10,50 meter.
0 komentar:
Posting Komentar