Komplek Makam bercorak Islam Tok Mangku secara administrasi berada di Dusun Simpang Empat Desa Pangkalan Buton Kecamatan Sukadana Kabupaten kayong Utara. Terletak di punggung Gunung Peramas, sejauh 800 meter arah timur dari jalan Sungai Mengkuang dengan ketinggian 136 meter dari permukaan laut. Letak astronomis komplek makam ini berada pada S 1°14’51,34” dan T 109°58’13,87”. Komplek makam ini menempati bidang datar 12 x 12 meter di punggung Gunung Peramas sebelah barat.
Telah dibangun cungkup makam beratap seng dengan ukuran Lebar 5,8 X Panjang 8 Meter, dengan tiang-tiang penyangga kayu belian dan pengecoran lantai dilapis keramik serta pemagaran kayu bersilang. Makam yang terdapat dalam komplek makam ini berjumlah 7 pasang, di identifikasi sebagai makam A, B, C, D, E, F dan G. Hanya makam E yang masih mempunyai nisan asli, yang lainnya diletakkan batu jirat makam sebagai pengganti nisannya.
Nisan makam E terbuat dari batu andesit dengan bentuk yang sederhana diduga nisan ini bertype Demak. Dibagian nisan kepala mempunyai inskripsi kalimah tauhid dalam lingkaran dengan aksara Arab. Jirat makam E ini terbuat dari bata merah dan pada bagian yang utuh berukuran besar. Konstruksi jirat relatif baik, walau dibeberapa bagian sudah terjadi penurunan dan hilang. Bentuk jirat ini berundak dengan motif dan ornamen persegi. Pemasangan bata merah dilakukan dengan sistem gosok, sehingga sebagian masih terkunci kuat walaupun sudah dimakan umur.
Enam makam lainnya terdiri dari jirat berupa tumpukan bahan batu bata merah dan batu putih atau batu kapur yang pecah dan teraduk serta terlihat ketuaan dari materialnya. Masih dapat dilihat sedikit petunjuk, bahwa ada makam dengan jirat batu bata merah dan ada makam dengan jirat batu putih atau batu kapur. Dibeberapa bagian dapat terlihat, jirat batu bata merah yang diukir dengan motif bunga, sedangkan pecahan batu putih atau batu kapur berbentuk pola-pola tertentu. Dari itu, dapat kita membayangkan bahwa makam di Komplek Makam Tok Mangku ini dahulu adalah makam yang bagus dengan bahan yang juga baik.
Sampai saat ini belum ada keterangan dan penjelasan tentang siapa Tok Mangku ini sebenarnya dalam kontek sejarah. Sehingga masih menjadi pertanyaan, siapa sebenarnya yang dimakamkan di Komplek Makam Tok Mangku. Pun belum ditemukan literasi sejarah dan keterangan tentang komplek makam ini.
Keletakan komplek makam ini berada ditempat yang tinggi, hingga tahun 1800-an, masih menjadi tradisi dalam masyarakat bahwa orang-orang penting seperti bangsawan dan ulama selalu dimakamkan pada lokasi yang lebih tinggi dari masyarakat biasa. Material jirat terdiri dari batu bata merah dengan ukuran besar, bercirikan guratan seperti batu bata merah era Majapahit akhir. Disusun dengan pola simetris tertentu, sedangkan material jirat batu putih atau batu kapur berbentuk pola khusus, jirat jenis ini menjadi penanda bahwa makam-makam ini adalah bukan makam kebanyakan. Ketuaan dan kekhasan makam-makam ini memberikan pemahaman bahwa ini bukan makam-makam orang biasa. Ditambah lagi, makam raja-raja era Sukadana Tua masih beberapa yang belum diketahui. Sehingga terbangun dugaan, bahwa makam-makam ini adalah makam raja-raja era Sukadana tua.
Misteri jejak makam raja-raja Sukadana tua yang belum ditemukan secara pasti, bermula dari raja Prabu Jaya. Setelah itu ada Baparung, Panembahan Karang Tunjung, Panembahan Pudong Berasap. Kemudian Panembahan Bandala, dan Panembahan Sorgi.
Raja-raja Sukadana tua tersebut, sebagian besar menurut catatan Georg Muller, makamnya ada di sekitar Bukit Laut dan gunung yang ada di Sukadana. Hanya Baparung yang di tulis Muller di makamkan di Sungai Kayong. Sedangkan bukit Peramas saat ini juga bagian dari bukit laut yang membentang dari arah pelintu hingga Sukadana.
Untuk itu perlu dilakukan perlindungan terhadap Komplek Makam Tok Mangku ini untuk kepentingan penelitian lebih lanjut hingga ditemukan titik terang siapa sebenarnya yang dimakamkan disini.
Tertanda
TIM AHLI CAGAR BUDAYA
Kabupaten Kayong Utara.
0 komentar:
Posting Komentar