Amok Rebi dengan penuh rasa sedih menerima amanah berupa keris tersebut sebagai simbol untuk meneruskan perlawanan terhadap Belanda. kemudian pada perang ke dua Mok Rebi, dalam adegan film Belangkaet tersebut menggunakannya untuk berperang hingga dapat membunuh salah seorang kepala serdadu belanda.
Setelah gugurnya panglima Ki Anjang Samad dan panglima yang lain, Mok rebi dan Ki Julak laji serta petinggi petinggi saat itu sempat di kejar kejar Belanda dan menjadi buronan. Selanjutnya perlawanan terbuka tidak lagi berlangsung di kerajaan Simpang, di tambah lagi politik Belanda mengalihkan kekuasaan dari simpang ke Teluk Melano membuat posisi dari Gusti Panji sebagai raja semakin lemah.
Banyak para pejuang yang lari ke perhuluan, seperti halnya Mok Rebi yang sempat lari ke Tayap kemudian ia di tangkap serta sempat dipenjara di Sukadana, lalu dilepaskan dan kembali ke kampung mungguk jering dan dimasa tuanya berpidah ke Tambang amok atau saat ini di sebut sebagai dusun Air Manis di Matan Jaya, dan meninggal pada tahun 1982 dengan usia 105 tahun.
Hari ini kita melihat dalam rimbunya hutan disebuah bukit kecil yang bernama Mungguk Keruing , Jauh dari hingar bingar kebisingan , nun jauh dipeolosok kampung perhuluan berbaring seorang pahlawan dipusaranya, ia adalah Amok Rebi atau yang juga dikenal sebagai Kek Ude Rebi yang merupakan pahlawan dalam perang Belangkaet dikerajaan Simpang melawan Belanda yang terjadi pada tanggal 27 hingga 28 februari tahun 1915 Masehi.
Saat ia meninggal hanya mewariskan ilmu dan benda benda pusaka, di antara Banyak barang peninggalan pusaka yang ia wariskan salah satunya adalah keris pusaka yang bernama keris “Carik Kafan”. Keris Pusaka tersebut saat ini disimpan oleh cicitnya sebagai pewaris syah yang ada di Dusun Jelutung desa Matan Kecamatan Simpang hilir Kabupaten Kayong utara Kalimantan Barat.
Syamsuddin atau yang akrab di sapa Acil si pemegang keris “ Carik Kafan” pusaka Mok Rebi tersebut mengaku hanya untuk merawat dan menjaganya saja. Saat pertama kali ia mendapat keris tersebut langsung di bawa kerumah Raden jamrudin sebagai salah satu budayawan yang paham dengan senjata atau keris pusaka, keris tersbut dibersihkan lalu diberikan wewangian agar tahan lama.
Dari kajian budaya ada yang menarik dari keris tersebut, Agus Kurniawan salah seorang pemerhati budaya dan sejarah melihat keris peninggalan Mok Rebi itu bukanlah keris milik bangsawan atau pengawal Raja, namun menurutnya itu adalah keris masyarakat biasa namun orang yang berpengaruh yang di segani dimasanya.
“ bisa jadi beliau dulu adalah pembuka kampung pertama”. Ungkap agus.
Jika memang keris tersebut didapatkan dari Ki Anjang Samad sebagai panglima perang Belangkaet, wajar saja keris itu adalah keris pembuka kampung , sebagaimana Ki Anjang Samad sebelumnya adalah kepala kampung sepuncak. Dengan kata lain pemegang keris tersebut adalah simbol sebagai waris pemimpin, yang pada masa itu di identikkan sebagai waris misi perjuangan dalam perang Belangkaet .
Memang jika di lihat dari nisan dan namanya mok rebi adalah orang biasa, ia tidak memiliki gelar bangsawan, nisannya bahkan hanya bercat putih polos, bukan cat kuning yang menandakan keturunan bangsawan.
Bahkan jika di cermati dari dialek yang berkembang di masyarakat terutama anak cucu dan cicit serta antahnya yang ada di jelutung dan air manis asal muasal mereka adalah rombongan prabu jaya yang pada masa itu berasal dari majapahit dan menetap di Tanjung pura lalu kemduian menikah dengan para pendatang lain kemudian berasimilasi dengan masyarakat pribumi hingga sekian ratus tahun, lalu menjadi Suku bukit. Hal ini di perkuat dengan beberapa tradisi serta beberapa kosakata yang banyak serapan dari bahasa jawa kuno.
Menurut Agus Kurniawan, dialek mereka hampir sama dengan masyarakat yang ada di laur, Sandai, dan sekitarnya, hal ini menandakan jika hubungan kekerabatan kerajaan pada saat itu aling kait mengait antara satu dengan yang lain. Masih menurut Agus keris itupun bisa didapatkan dari tempat yang jauh.
Namun apapun itu keris yang saat ini di pegang oleh Syamsuddin tersebut merupakan bagian dari warisan serta bukti sejarah.sarung dan hulunya memang sudah tidak asli lagi namun dari pamor keris itudapat di lihat bahwa keris tersebut sudah sangat tua.
Demikinalah pembahasan mengenai keris Mok Rebi semoga bermanfaat bagi kita semua.
Sumber : Riset lapangan
Penulis : MIFTAHUL HUDA
0 komentar:
Posting Komentar